English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
"PANCASILA" merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. "UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945" merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. "NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA" merupakan konsensus dalam mewujudkan perjuangan bangsa Indonesia yang bersatu. "BHINNEKA TUNGGAL IKA" merupakan solusi dari kemajemukan bangsa.

Kamis, 23 Juni 2011

PERSAUDARAAN HAKIKI

MENGGUGAH KESADARAN SOSIAL
MENUJU  PERSAUDARAAN  HAKIKI
Oleh
Wahardi, S. Ag

PENDAHULUAN
        Dalam ajaran Islam dikenal adanya Bulan Ramadan  yang sering  disebut dengan bulan training mental dan spiritual, artinya  di bulan ini  umat Islam diberi  kesempatan  untuk melakukan  latihan demi latihan  dalam menata mental  dan mengasah  potensi  spiritual  yang dimiliki dengan harapan  melalui training ini  seseorang  mampu  merenungkan, memahami dan menyadari  akan hakekat dirinya sebagai  hamba Allah Swt   yang punya kewajiban-kewajiban  terhadap Sang Khaliq dan menyadari eksistensi dirinya sebagai  makhluk sosial  yang tak terlepas dari lingkaran hak dan kewajiban antar sesama.
        Kesadaran  tersebut akan terlahir  dari jiwa orang-orang yang berpuasa bilamana  mereka  benar-benar  mengamalkan  semua ibadah  yang diwajibkan dan dianjurkan pada bulan suci ini dengan landasan keimanan  dan penuh kekhusukan.
        Untuk  mewujudkan kesadaran  akan eksistensi  diri manusia sebagai makhluk sosial, melalui  bulan penuh berkah tersebut, Allah Swt telah menyiapkan  progran rutin  yakni perintah  bagi hambanya untuk  menunaikan  ibadah  yang bersifat kolektif dan ibadah-ibadah sosial seperti sholat tarawih berjama’ah,  memperbanyak shodaqoh dan kewajiban membayar zakat fitrah.
        Ibadah seperti ini secara  langsung  maupun tak langsung  dapat menstimulasi  tumbuhnya  rasa kebersamaan dan menyuburkan benih-benih  solideritas sosial `dan persaudaraan  yang berbasiskan  iman kepada Allah SWT.
        Menurut Hasan Al Bana : hal inilah  yang akan menjadi sumber segala kebajikan, pilat-pilar keutamaan  dan pondasi pembangunan kedamaian sebagai perwujudan dari syiar panji-panji Islam  dalam menyemai  visinya  Rahmatan lil ‘alamin. Sebagaimana Allah berfirman :
!$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya :” Dan tidaklah kami utus engkau wahai Muhammad kecuali membawa rahmat
                   bagi alam semesta”.
        Ayat  ini mengisyaratkan bahwa kedatangan  nabi Muhammad dengan membawa ajaran Islam di tengah-tengah kehidupan  adalah untuk   membangun umat secara universal  dengan menegakan  sendi-sendi akhlakul karimah, membangun solideritas sosial  yang tinggi  dalam bentuk  persaudaraan abadi.
        Ruh ajaran Islam ini harus kita jadikan sebagai pijakan / landasan dalam  setiap lini kehidupan. Sebab persaudaraan antar sesama merupakan  kebutuhan setiap insan dalam  mengukir peradapan, sebab karakter dasar  penciptaan manusia  memiliki sifat ketergantungan antar sesama. Allah berfirman :
t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ
Artinya : “ Dia (Allah)  telah menciptakan manusia dari sesuatu  yang tergantung di
                   dinding rahiam”.( QS: Al ‘Alaq ayat 2)
Para Ulama’ menafsirkan bahwa manusia  diciptakan  Allah Swt dalam keadaan selalu  bergantung  pada pihak lain.
Konteks ini  dipertegas oleh  firman Allah :


        $pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya :”Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS : Al Hujurat ayat 13)

Menurut Abul A’la al Maududi :” Kata lita’arafu pada ayat ini berarti saling  berinteraksi atau saling memerlukan maksudnya bahwa manusia antara satu dengan lainnya  selalu saling membutuhkan. Sebagaimana  untian hikmah yang disenandumkan oleh  seorang pujangga :
“Manusia  adalah hamba-hamba kehidupan terikat oleh  tali-tali kebutuhan yang berkelindan. Manusia  terbelenggu oleh rantai-rantai kebutuhan  yang kokoh mengikat denyut nadi-nadi mereka sehingga tak satupun yang dapat melepaskan diri darinya.
        Ini  artinya bahwa memupuk  rasa kebersamaan, merajut tali persaudaraan  merupakan suatu keniscayaan yang harus  kita lakukan dan jika seseorang mencoba ingin mengembangkan sifat egois, merasa dirinyayang paling hebat, beranggapan bahwa semua keberhasilan yang dicapai hanyalah merupakan karya dirinya semata sehingga ia sombong terhadap sesama, hal ini menunjukan bahwa dia telah menipu dirinya sendiri dan akan menghancurkan seluruh keberhasilan yang pernah diraihnya.
        Dalam sebuah buku yang berjudul ;The Sevent Habits of Higly Efective People  karangan Stephen R Covey mengatakan “ ada perubahan  paradigma  manusia   tergantung menuju kearah bebas dan paling tinggi adalah  saling ketergantungan (interdependence) antara satu dengan lainnya.Artinya  bahwa tingkat yang paling tinggi  adalah setiap orang tidak akan mampu hidup sendiri, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki akan membutuhkan orang lain.
        Oleh karenanya  menyadari akan eksistensi  manusia sebagai makhluk sosial zoon politicon, maka memupuk kebersamaan dan merajut tali persaudaraan merupakan suatu keniscayaan yang harus kita lakukan.
        Apabila direnungkan secara mendalam maka akan kita fahami  dan mengerti bahwa  melalui Ritual ibadah yang hukumnya wajib maupun sunat  pada bulan yang suci tersebut, Allah Swt selalu  membimbing kita agar  dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya  kebersamaan dan menjalin tali persaudaraan  antar sesama, baik melalui ibadah individual, kolektif maupun ibadah sosial seperti  puasa, solat tarawih berjama’ah dan memperbanyak sedekah serta  membayar zakat fitra.
MA’NA SOSIAL DIBALIK RITUAL IBADAH
        Bayak Ibadah yang diperintahkan untuk dilakukan oleh umat Islam baik ibadah mahdhah maupun ibadah ‘ammah  mengandung makna yang sangat relefan terhadap perjalanan hidup kita sehari-hari, misalnya   :
1.      Puasa
          Puasa merupakan ibadah  fisik dan rohani, secara fisik seseorang dituntut untuk menahan kebutuhan anggota tubuhnya dari makanan dan minuman  sehingga  berdampak pada melemahnya  stamina dan kesegaran  tubuh. Rasa lemah yang diakibatkan dari lapar dan haus  yang dirasakan  dapat menyadarkan seseorang akan kelemahan atau ketidak berdayaan dirinya. Dengan demikian tumbuhlah rasa membutuhkan sesuatu, yang sesuatu tersebut bisa jadi tidak bisa  terpenuhi tanpa adanya bantuan orang lain. Kesadaran inimembuat seseorang menjadi yakin bahwa siapapun dan kapan pun  ia pasti membutuhkan orang lain untuk membantunya.
2.      Solat Berjama’ah
          Sebagaimana Sabda Rasul Saw bahwa  solat  berjama’ah lebih utama dari solat sendirian, bahkan saking utamanya Allah Swt memotivasi hambanya dengan memberikan pahala dua puluh tujuh kali lipat  lebih tinggi bagi orang-orang yang menjalankan ibadah solat dengan berjama’ah.
          Motivasi  ini  bukan hanya sekedar  bertujuan  untuk meningkatkan kwantitatif pahala, melainkan  ada indikasi yang sangat penting dibalik perintah atau anjuran tersebut yakni agar hambanya berlomba-lomba untuk mengerjakan solat dengan berjama’ah sehingga secara alami akan terjadi inteaksi sosial positif di antara mereka dan tumbuh rasa saling membutuhkan satu sama lain. 
3.      Zakat, Sodaqoh dan Infaq
              Di samping sebagai Ibadah kepada Allah Swt. Juga merupakan sarana untuk menumbuh kembangkan rasa solideritas terhadap sesama yakni dengan menyantuni dan atau menyalurkan  sebagian rizki yang dititipkan Allah Swt. kepada  sesorang untuk orang-orang yang berhak menerimanya.
4.      Haji
          Haji merupakan  ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim sejak 365 tahun yang silam. Dan pada prisipnya ibadah ini  merupakan aplikasi nilai-nilai kemanusiaan  sehingga orang yang mengerjakan ibadah tersebut  kembali mengenal jati dirinya sebagai makhluk sosial.
          Makna kemanusiaan dan pengamalan nilai-nilainya tidak hanya terbatas pada persamaan nilai kemanusiaan. Ia mencakup seperangkat nilai-nilai luhur yang  seharusnya  menghiasi  jiwa pemiliknya. Ia bermulal dari kesadaran akan fitrah (jati dirinya) serta keharusan menyesuaikan diri dengan tujuan kehadiran dipentas bumi ini sebagai khalifah.
          Kemanusiaan mengantarkan  keturunan adam untuk menyadari arah yang dituju serta perjuangan mencapainya. Kemanusiaan menjadikan makhluk ini memiliki moral serta berkemampuan memimpin makhluk lainnya dalam mencapai tujuan penciptaan. Kemanusiaan  mengantarkannya untuk menyadari bahwa ia adalah makhluk dwidimensi yang harus  melanjutkan evolusinya hingga mencapai titik terakhir. Kemanusiaan mengantarkannya untuk sadar bahwa ia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian dan harus bertenggang rasa dalam berinteraksi.
          Makna-makna di atas diperaktekan dalam pelaksanaan ibadah haji. Baik dalam acara-acara ritualataudalam tuntunan nonritualnya, dalam bentuk kewajibanatau larangan, dan dalam bentuk nyata atau simbolik. Misalnya :
          Ibadah haji dimulai  dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram. Tidak dapat disangkal  bahwa pakaian  menuurut kenyataannya dan juga menurut  Al Qur’an berfungsi sebagai pembeda antara  seseorang  atau kelompok dengan kelompok lainnya. Pembedaan tersebut dapat membawa antara lain kepasa perbedaan status sosial, ekonomi atau profesi, pakaian juga dapat memberi pengaruh psikologis kepada pemakainya.
          Menanggalkan pakaian biasa dan menggatinya dngan duhelai  pakaian berwaarna putih  sebagaimana yang akan membalut tubuh ketikka mengakhiri perjalananhidup didunia ini, seorangn yang melaksanakan ibadah haji akan atau seharusnya   mampu memaknai dan merasakan kelemahan dan keterbatasannya serta pertanggungjawaban yang  akan ditunaikannya kelak dihadapan Allah Swt.  yang di sisi Nya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan yang lainnya kecuali atas dasar pengabdian kepadaNya. Sebagaimana FirmanNya :
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya : “ Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

KESIMPULAN
        Apabila  kita mampu melaksanakan ritual ibadah dengan tulus, khusyu sesuai dengan tatacara yang tepat dan benar  aserta mampu menghayatinya dengan baik maka  kesadaran sosial kita akan semakin teasah dan semangat kebersamaan akan tumbuh berkembang sehingga persaudaraan akan  semakin erat.


    








DAFTAR PUSTAKA
Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabiyah.  Al Qur’an dan Terjemahnya.  Madinah Munawwarah: Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al Malik Fahd li Thiba’at al Mushhaf asy Syarif, 1411H.
Al Qurthuby, Al Jami’ul Ahkam Al Qur’an, Kairo, Darul Kitab, 1967
Qurays Syihab, Membumikan al Qur’an, Bandung, Mizan, 1992
Ibnu katsir, Tafsir Qur’anul ‘Azim, Singapura, Sulaiman Mar’i, tt


print this page Cetak

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 

Roam to Rome Blog- Moving to Italy, Travel, Studying in Italy.